Jumat, 27 April 2012

Copas Punya Temen.. -_-

KOMUNIKASI....

Sering sekali mendengar dan menyaksikan satu kata di atas. Menjadi bulan-bulanan kesalahan, kambing hitam setiap masalah dan akar semua dilema jika kata di atas tidak terjadi dengan baik. Sebaliknya, menjadi suatu kata kunci keberhasilan semua perjalanan hidup ketika dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan yang berarti.
Belakangan, komunikasi menjadi perbincangan hangat karena kembali dituding menjadi penyebab utama kepincangan perjalanan. Apakah iya ini semua kesalahan komunikasi????
Drs. Soehardjoepri, M.Si menjadi ikon kata komunikasi ini. Beliau yang seorang enterpreneur sejati ITS membagi kata tersebut menjadi 3 sub bagian yaitu ko (teko), muni dan kasi (dikasih).

Ko (teko), menurut pandangan pribadi saya menjadi penting sekali. Kedatangan seseorang untuk memulai menjalin sebuah hubungan baru atau merenda kembali hubungan yang renggang sudah termasuk satu nilai lebih. Hal yang wajar dalam "budaya" Indonesia jika yang berusia lebih "muda" mendatangi yang lebih "tua". Bukan karena yang tua "menang-menangan" atau yang muda dijadikan "kalah-kalahan" tetapi perlambang adanya penghormatan. Budaya baik bukan???

Muni (bersuara/berbicara), merupakan salah satu wujud komunikasi verbal yang efektif jika "teko" sudah dilaksanakan. Ya, efektif karena permasalahan bisa disampaikan, solusi bisa dicari dan keinginan bersama dibahas. Semua akan terkuak manis jika semua berniat baik. Penekanannya, "NIAT BAIK". Dapat dipastikan salah satu pihak tidak mempunyai hal tersebut jika ternyata permasalahan menjadi berlarut-larut dan tak jelas ujungnya.

Kasi (kasih), diberi. Jelas, jika niat baik untuk datang (teko), berbicara keinginan penyelesaian masalah (muni) dengan dasar niat baik memperbaiki keadaan, maka akan dikasih (diberi) suatu jalan terbaik yang mewakili keinginan bersama agar jalan terjal makin mudah dilalui.

3 sub bagian tersebut dapat berjalan dengan kondisi saling dukung dalam pelaksanaannya. Kedatangan yang muda ke yang tua ataupun yang tua mendatangi yang muda akan menjadi sia-sia jika belum memiliki keinginan yang sama untuk memperbaiki keadaan, suara yang mewakili juga hampa jika dianggap sebagi "sekedar" omongan pepesan kosong dan menjadi cercaan, hasutan atau celaan. Bukan waktunya lagi mencela yang tua dengan anggapan hanya "omong" saja karena yang tua sudah tak lagi waktunya bekerja yang seharusnya menjadi porsi utama yang muda. Cukup dengan "memberi" bukti bahwa yang muda saat ini mampu menghasilkan karya yang lebih baik, inovasi yang masive dan kelanjutan "budaya baik" yang telah ada. Budaya baik khas anak ITS, ****** khususnya. Budaya kekeluargaan yang kental, tak kenal menyerah, anti pasrah, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda dan tak mudah menerima keadaan tanpa berusaha mencari yang lebih baik. Spirit research, mencari yang lebih baik dari yang sudah ada jika masih terdapat kemungkinan dan kesempatan untuk itu....

2 komentar:

  1. he aq lho nge repost punya temen.. weleh2..

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti aq ini repost punyae temen, temenku yaa??

      Hapus